Magetan -Gunung Lawu merupakan salah satu keindahan yang berada di wilayah Magetan.
Tak hanya sekedar bentang alam yang megah, namun Gunung Lawu telah menjelma menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Magetan.
Tiga Akses ke Lawu Dikutip dari indonesia.go.id, Gunung Lawu merupakan gunung dengan tinggi 3265 meter di atas permukaan laut.
Keberadaan Lawu berada diantara 3 kawasan Kabupaten, dua di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Ngawi dan Magetan dan Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah.
Dari ketiga kabupaten tersebut, Gunung Lawu dapat diakses melalui ketiganya.
Selain keindahan alamnya, ternyata Lawu mitos yang beredar mengenai hewan endemik asli, Jalak Lawu.
Dilansir dari laman indonesia.go.id, ketika dikudeta dari kerajaan Majapahit, Raja Brawijaya V mendapatkan wangsit untuk mengasingkan dirinya ke Gunung Lawu.
Setelah sampai, ia bertemu dengan Wongso Menggolo dan Dipo Menggolo selaku penjaga desa Bagian Utara Lawu.
Setelah kedua orang itu bersumpah menjadi bawahan Raja Brawijaya V, raja lalu mengangkat kedua pengikutnya sebagai patih dari Raja Brawijaya V.
Dipo Menggolo diangkat sebagai patih untuk menjaga Gunung Lawu dan 4 penjuru mata angin.
Sementara Wongso Menggolo diberi tugas untuk membantu dan menolong keturunanya untuk sampai di puncak Hargo Dumilah ketika mendaki Gunung Lawu.
Setelah itu, Wongso Menggolo berjanji untuk melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Raja Brawijaya V sebaik-baiknya.
Loyalitasnya terhadap tugas yang diberikan untuk menjaga dan menolong anak keturunanya dipercaya menjelma kepada Jalak Lawu.
Selain mitosnya, Lawu juga terkenal dengan Telaga Sarangan yang menjadi favorit wisatawan lokal hingga manca negara.
Dikutip dari sarangan.magetan.go.id, Telaga Sarangan atau yang dikenal sebagai Telaga Pasir ini berada di kaki gunung Lawu.
Telaga Sarangan berada di Lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan dengan ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut, sehingga udara yang ada di Telaga Sarangan berkisar antara 18 hingga 25 derajat celcius.
Gunung Lawu juga memiliki prasasti peninggalan dari masa lalu, yaitu Candi Sukuh dan Candi Cetho.
Mengutip indonesia.go.id, dua candi ini terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.
Menurut catatan, Candi Sukuh dibangun pada abad ke-15 pada masa transisi keruntuhan kerajaan Hindu dan masa penyebaran agama islam.
Candi Sukuh memiliki luas area 5.500 meter persegi yang terdiri dari 3 teras yang terhubung dengan gapura.
Sama halnya seperti Candi Sukuh, pembangunan Candi Cetho juga diperkirakan pada akhir abad ke-15.
Candi Cetho memiliki gaya arsitektur bangunan pundak berunden yang terdiri dari 14 teras dari atas ke bawah dan menghadap ke arah barat.
Kedua candi ini juga sama-sama berada di lereng bagian barat Gunung Lawu.
Walau terletak di Gunung Lawu, namun kedua candi ini tidak berada di Kota Magetan.